05 Januari 2011

Kisah Horror di UNS dengan si dia (E+T) PART I

Postingan ini merupakan postingan yang saya buad setelah acara weekend penutupan kelas agama Kristen, mungkin cerita saya gag ada hubungannya ma acara ini, tapi pengaruh sukacita dari weekend masi ada dalam crita ini =D

Once upon a time, seseorang bernama Hendriawan Putra (dan anda taw itu siapa. . .) pada hari sabtu (kuturut ayah ke kota. . .) harus datang ke kampus gara2 ikud seminar. Setelah dari pagi (sekitar pukul 8) mpe sore (sekitar pukul 4 sore) ikud seminar ampe badan pegel2, linu, kadas, kurap dan kutu air, akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Namun tiba2 terdengar suara dari kejauhan. . .
Mungkin kaya gini dialognya (saya lupa). . .

E : Eh, ayo pura2 tanya2 panitia seminar di meja yang ada snacknya trus kita minta snack maning,
T : wohhhhh, uayooo, aku kie yo jik luwe (translate : ayo, aku juga masih laper). . .

dan akhirnya mereka gagal melaksanakan misi mereka dan setelah itu. . .


T : Yoh, foto2 sek yoh di meja narasumber seminar kita buad kontroversi!!!
E : Woke, kiye, putra di ajak baelah. .
T : Put, ayo foto2, trus ngko diupload biar kita terkenal
P : yuk (dalam hati : "yaelah, ngapain ni dua orang ngajak2 foto2 =.=,")

Dengan sedikit rasa malu dan banyak rasa malu2in akhirnya mereka bertiga foto2 kaya orang stress ampe mbak2nya panitia acara seminar tersebut ikutan stress dan akhirnya malah ikut foto2 bareng mereka bertiga dan mereka semua berakting layaknya moderator dan narasumber. Setelah puas foto2 di sana, ketiga orang "ANEH" tersebut melanjutkan sesi pemotretan di tempat parkir, dan lagi2 karena bakat "alami" mereka, mereka berakting sebagai tukang catat nomor plat dan sebagai pengendara motor. Banyak tatapan dingin kepada mereka saat mereka berfoto karena mereka berfoto dengan gaya yang terlalu . . . . . . . . . (silakan isi sendiri dengan persepsi kalian)


Belum puas dengan foto2 mereka, merekapun berdiskusi layaknya anggota DPR berdiskusi (baca : disambi tidur), mereka akhirnya membuat keputusan untuk foto2 di fakultas lain dan pilihannya adalah di Fakultas KEDOKTERAN. Setelah naik motor bersama-sama, ternyata di FK sangat rame dan mereka mengurungkan niat mereka karena dalam hati kecil mereka ternyata masih tersisa setitik rasa malu. Dan akhirnya merekapun lagi-lagi berdiskusi dan akhirnya berputar-putar untuk mencari spot area untuk berfoto. Lalu di hadapan mereka terdapat gerbang aneh nan cantik dan merekapun masuk ke dalam gerbang tersebut.Lalu timbul pertanyaan dalam hati mereka, "Lhoh? kok di UNS ada tempat kaya gini???" Ternyata tempat itu dinamakan Argo Budoyo. Argo budoyo adalah panggung tempat suatu pentas seni tradisional biasa dilaksanakan. Ternyata di sanapun banyak orang yang sedang asik nongkrong dan lagi-lagi dengan rasa malu yang cuman sedikit, mereka akhirnya memutuskan hanya untuk melewati dan berputar-putar di dalam sana tanpa berfoto-foto.


Setelah berjalan agak lama, merekapun menemukan suatu jalan yang menghubungkan argo budoyo tersebut ke FAKULTAS PERTANIAN (FP). Tiba-tiba muncul ide cemerlang (padahal biasa bae) dalam benak mereka. Merekapun bermaksud untuk berfoto2 di area FP dan segera berangkat dengan bersemangat ke sana. Sesampai di sana mereka selayaknya orang-orang tenar, berfoto2 di berbagai sudut di fakultas pertanian, mulai dari depan gedung fakultas pertanian, tempat duduk2 dan nongkrong anak FP ampe di deket danau di sebelah FP. Mereka menggunakan teknologi hape tercanggih dan terbaru, yaitu menggunakan timer sehingga mereka bisa foto bersama (padahal dari dulu juga ada). Mereka menggunakan alam dan lingkungan sekitar sebagai sang juru foto (maksudnya hapenya ditaruh trus diganjel biar ga jatuh dari batang pohon). Tak peduli tatapan dingin dari mahasiswa-mahasiswa FP yang sedang asik berhotspotan ria yang tertuju ke arah mereka. Ini adalah salah satu foto yang berhasil diabadikan oleh diri mereka.



Setelah beberapa saat, mereka merenung dan berpikir, masih ada sesuatu yang kurang dalam hati kecil mereka. MEREKA MASIH BELUM PUAS BERFOTO. Mereka lalu pergi ke arah tempat yang asing bagi mereka, yaitu. . .  . .

BERSAMBUNG

0 komentar:

Silakan Didenger