04 Desember 2010

Entahlah. . .

(2/12/2010)
Malam ini saya sedikit agak pusing. Mulai dari pagi hingga sekitar pukul 7, saya masih aja di kampus, karena mengikuti banyak kuliah dan kegiatan. Pulangnya saya capek banget, ampe rumah denger kabar, "eh, ayahnya xxxx meninggal," tak dinyana sayapun kaget. "Orang kemarin aja masih seger n sehat," begitu pikir saya. Namun ternyata meninggal karena kecelakaan.
Lalu sayapun mengambil piring dan lauk untuk segera makan. Walaupun dengan sedikit rasa gag enak, sayapun mulai makan di ruang tamu. Baru mulai makan, ternyata tetangga saya, yang dulu temen maen kecil saya (namun sekarang uda jarang ketemu) datang dengan sesenggukan. Sayapun kaget, dan segera ngeloyor pergi dari ruang tamu ke ruang makan. Saya bingung dengan apa yang mesti saya lakukan. Sayapun hanya terdiam dan mendengar ibu saya memanggil adik saya untuk menemani tetangga saya tadi. Ibu sayapun menyuruhnya makan walaupun cuma sedikit. Setelah itu ayah dan ibu saya mengantar tetangga saya tadi bersama kakak kandungnya ke tiong ting untuk diadakan upacara di sana. Setelah itu sayapun segera menulis dala notepad komputer saya dengan kehilangan rasa humor saya yang sebenernya cuman sedikit.


Ayah. . .
Ibu. . .
Kakak. . .
Adik. . .
Teman. . .
Dari kecil hingga sekarang, saya belum pernah ditinggal oleh orang2 terdekat saya. Saya masih belum pernah merasakan kehilangan seseorang yang dekat dengan saya. Jika perlu saya memilih untuk. . . . . . (silakan isi sesuai persepsi anda mengenai diri saya). Pada cerita di atas, saya benar2 bingung dengan apa yang harus saya lakukan, mungkin gara2 saya tak pernah merasa kehilangan tadi. Saya belum pernah belajar untuk merelakan seseorang yang saya kasihi, orang yang dekat dengan saya, untuk pergi duluan ke rumah Bapa. Mungkin suatu saat nanti, saya akan mengerti. Oleh karena itu, bila tiba saatnya nanti, saya harus belajar untuk tak terlalu bersedih, karena pada akhirnya nanti sayapun akan pergi ke sana. Saya harus belajar berpikir bahwa Ia (orang yang meninggalkan kita duluan) pergi terlebih dahulu daripada saya, sehingga saya tak perlu terlalu bersedih, karena di sana tak ada tangis, tak ada sedih, tak ada duka, yang ada hanyalah kebahagiaan dan kelak pada akhirnya sayapun akan menyusul ke sana. Namun saya sadari, saya ini benar2 manusia yang tak punya kekuatan. Contohnya, jika kucing saya mati, saya akan beredih dan menangis. Bila dengan kucing saja saya menangis, apalagi kedua orang tua saya??? teman2 saya??? saudara saya??? Namun seperti di atas, saya ini harus BELAJAR. . .

Yang saya pelajari hari ini adalah, kasihilah temanmu, kasihilah orang tuamu, kasihilah saudaramu, bahkan kasihilah musuhmu. Mumpung teman kamu masih diberi kesempatan hidup. Demikian pula dengan orang tuamu, saudaramu bahkan musuhmu. Mengucapsyukurlah karena kita masih memiliki orang tua yang lengkap. Jika hanya satu, tetap bersyukurlah. Tak adapun tetap bersyukur, walaupun hal itu sangat sulit. Mengucapsyukurlah karena saudara2mu masih hidup. Mengucapsyukurlah karena anda masih diberikan kehidupan. Jadi, mengucapsyukurlah kawan, mungkin dengan cara mengasihi dan menyayangi orang2 yang terdekat dengan kita, bahkan musuh kitapun dengan setulus hati dan sepenuh hati,

makasih. . .

P.S. : Tulisan ini saya buat sekitar pukul 21.00 dan saya masih belum mandi dan masih berniat ingin mandi . . .

(4/12/2010)
Akhirnya semangat saya sedikit pulih. Masih hangat dalam benak saya, kemarin pagi sekitar pukul setengah 7 kurang, dalam perjalanan berangkat ke kampus dan mengantar adik saya, entah kenapa hujan turun begitu deras. Walaupun uda pake mantel, saya tetep aja basah kuyup. Setelah menunggu agak lama ternyata dosen juga gag ada. Sia-sia saya datang ke kampus. Namun saya tetap harus bersyukur coz masih diizinin hidup mpe skarang. .

0 komentar:

Silakan Didenger